• Jum. Des 19th, 2025

“PETI di Nanga Biang: Hilang Saat Razia, Hidup Lagi Saat Aman”

ByAdmin Jejak Kalbar

Sep 13, 2025
{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":false,"containsFTESticker":false}

Sanggau, Kalimantan Barat – 13 September 2025 | Jejak Kalbar-Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Nanga Biang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, kembali menjadi sorotan. Setelah sempat terhenti akibat adanya razia aparat, kini mesin-mesin dompeng mulai bersiap beroperasi lagi di aliran Sungai Kapuas.

 

Pantauan warga setempat menyebutkan, begitu kondisi dianggap aman dan situasi mulai kondusif, para pelaku PETI kembali turun ke sungai. Suara dentuman mesin terdengar mengguruh di tepian sungai, pertanda aktivitas ilegal itu kembali berjalan tanpa rasa takut.

 

Masyarakat di sekitar lokasi mengaku resah dengan maraknya PETI yang seolah tak tersentuh hukum. “Kalau ada razia, mereka hilang. Tapi setelah itu muncul lagi. Seolah-olah tidak ada efek jera sama sekali,” ungkap seorang warga yang meminta namanya tidak dipublikasikan.

 

Kondisi Sungai Kapuas pun semakin memprihatinkan. Air yang keruh dan tercemar menjadi pemandangan sehari-hari. Padahal, sungai ini adalah sumber kehidupan masyarakat, mulai dari kebutuhan air, transportasi, hingga penopang ekonomi warga yang bergantung pada ekosistem perairan.

 

Kekecewaan warga makin memuncak karena merasa aparat penegak hukum tidak sepenuhnya berpihak pada masyarakat. “Hukum seakan hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Yang dirugikan selalu rakyat, sementara perusak lingkungan bebas beraktivitas,” tambah warga lain.

 

Fenomena ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai keseriusan pemerintah daerah dan aparat dalam menegakkan aturan. Razia yang hanya bersifat sesaat dianggap tidak cukup untuk menghentikan aktivitas PETI, apalagi jika tidak ada tindak lanjut berupa penindakan hukum yang tegas.

 

Jika kondisi ini dibiarkan, Sungai Kapuas dikhawatirkan akan semakin rusak parah. Kerusakan ekosistem, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga ancaman kesehatan masyarakat hanyalah sebagian dari dampak panjang PETI yang terus berlangsung.

 

Masyarakat berharap aparat tidak sekadar melakukan razia seremonial, melainkan benar-benar menindak tegas para pelaku, termasuk membongkar siapa aktor besar di balik bisnis ilegal tersebut. Tanpa ketegasan, Sungai Kapuas akan terus menderita, dan generasi mendatang hanya akan mewarisi kerusakan.

Sumber;warga Nanga biang

Penulis; Johandi

Need Help?
Exit mobile version