Pontianak – Jejak Kalbar.web.id
Penangkapan seorang wartawan berinisial EA lewat operasi tangkap tangan (OTT) di Pontianak bikin geger warga. Bukannya lega, masyarakat justru makin curiga: kok yang ditangkap cuma penerima uang, sementara yang ngasih malah bebas jalan?
“Kalau OTT itu kan harusnya dua-duanya ditangkap. Yang ngasih dan yang nerima. Lah ini kok yang ngasih bisa aman? Apa memang disuruh lari?” celetuk seorang ibu paruh baya, sambil tertawa miris seolah mengejek logika aparat.
Warga juga heran kenapa polisi bisa muncul pas banget saat uang diserahkan. “Kalau nggak ada janjian sama si pengusaha, mana bisa tahu detik-detik duit berpindah tangan? Aneh. Jadi siapa sebenarnya yang main di belakang?” ujar seorang pemuda di warung kopi.
Di luar kasus itu, banyak suara rakyat yang mengaitkan dengan bisnis kayu ilegal yang katanya berjalan mulus di balik nama toko material bangunan. “Coba cek tuh PT Aneka Sarana Depo. Kelihatannya toko bangunan, padahal katanya ada somel dan kayu numpuk. Kalau memang mau adil, bongkar juga itu. Jangan wartawan aja yang dijadikan tumbal,” tegas M. Tohir, salah satu aktivis lingkungan.
Rakyat menilai ada yang tidak beres. Wartawan yang diborgol hanya jadi bagian kecil dari cerita besar. Sementara pemain utama, pengusaha nakal dan oknum-oknum kuat, tetap aman terkendali. “Keadilan ini kayak dipilih-pilih, siapa yang gampang dijadikan korban, ya itu yang ditangkap,” tambah seorang tokoh masyarakat.
Kini pertanyaan rakyat makin lantang: kalau rakyat kecil atau wartawan bisa di-OTT, kapan giliran oknum pengusaha dan aparatnya? Atau jangan-jangan, seperti biasa, kasus ini hanya jadi drama yang berakhir dengan aman untuk mereka yang punya kuasa?
Redaksi: jjk